SEA Today

Indonesia - Myanmar Roundtable Dialogue


Para pemimpin bisnis Indonesia dan Myanmar mengadakan Dialog Meja Bundar Indonesia-Myanmar pada tanggal 5 September 2023, menandai langkah signifikan menuju peningkatan kerja sama perdagangan dan ekonomi antara kedua negara. Peristiwa penting ini terjadi pada KTT Bisnis dan Investasi ASEAN yang diadakan di Jakarta, yang menegaskan kembali komitmen kedua negara untuk membina hubungan ekonomi yang kuat, berfokus pada mendukung ekonomi kerakyatan Indonesia dan Myanmar serta memajukan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Arsjad Rasjid, Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), menyatakan “Seiring dengan kemajuan ASEAN menjadi pusat pertumbuhan, kami mencoba memastikan tidak ada satupun yang tertinggal. Kami melihat banyaknya kerja sama antara Indonesia dan Myanmar di berbagai industri.”

Menurut data dari OEC pada tahun 2021, ekspor Myanmar ke Indonesia bernilai $171 juta, yang mencakup produk-produk utama seperti Kacang-kacangan Kering ($99,8 juta), Tembaga Halus ($23,5 juta), dan Timbal Mentah ($21,5 juta). Di sisi lain, ekspor Indonesia ke Myanmar mencapai $1,2 miliar pada tahun 2021, dipimpin oleh Minyak Sawit ($827 juta), Penganan Panggang ($39,8 juta), dan Pupuk Nitrogen ($36,8 juta). Tingkat pertumbuhan tahunan ekspor Indonesia ke Myanmar meningkat pesat sebesar 12,2%, meningkat dari $60,4 juta pada tahun 1995 menjadi $1,2 miliar pada tahun 2021.

Diskusi meja bundar membahas kerja sama perdagangan dan investasi yang menjanjikan di berbagai sektor, mulai dari Fast Moving Consumer Goods (FMCG), manufaktur garmen, dan kolaborasi dalam bidang energi. Menyadari tantangan yang dihadapi kedua negara, dialog ini juga menyoroti isu-isu terkait akses keuangan dan pembayaran perdagangan. Kedua pihak berkomitmen untuk secara kolektif menjajaki strategi regional yang bertujuan menyempurnakan kerangka keuangan.

Ketua ASEAN-BAC Myanmar dan Presiden Federasi Kamar Dagang dan Industri Persatuan Myanmar (UMFCCI), Aye Win, menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada KADIN atas keterlibatan dan dukungannya. Ia menambahkan “stabilitas ekonomi adalah kunci, tidak hanya bagi Myanmar tetapi juga bagi ASEAN untuk menetapkan momentum integrasi regional.”

Memorandum of Understanding (MOU) ditandatangani antara KADIN dan UMFCCI untuk memperkuat komitmen kolektif dalam memperkuat hubungan ekonomi dan mendorong pertumbuhan bersama.

Ketua ASEAN-BAC, Arsjad Rasjid menjelaskan lebih lanjut, “MoU ini berfungsi sebagai  strategic blueprint untuk memajukan upaya kolaboratif kita. MoU ini menekankan pada pertukaran pengetahuan, keberhasilan, dan penyelenggaraan kegiatan bersama seperti konferensi dan lokakarya. Perjanjian ini memprioritaskan promosi usaha bisnis dan proyek kolaboratif, yang bertujuan untuk memperkuat hubungan ekonomi bagi rakyat Indonesia dan Myanmar.”

Perjanjian penting ini menggarisbawahi sejarah hubungan perdagangan antara kedua negara, yang dimulai pada tahun 1949. Sejak itu, Indonesia telah memperkuat statusnya sebagai mitra dagang terbesar ketiga Myanmar di ASEAN.

Bagian penting dari kemitraan ini adalah perdagangan komoditas penting. Indonesia, eksportir utama minyak sawit, memainkan peran penting dalam menjamin ketahanan pangan bagi banyak masyarakat di Myanmar. Demikian pula, ekspor gram hijau dari Myanmar, yang merupakan makanan pokok Indonesia, menyoroti sifat simbiosis yang saling menguntungkan dalam hubungan perdagangan. Selain itu, dialog ini menekankan pentingnya mengatasi kebutuhan ketahanan pangan seraya menjajaki peluang kerja sama yang lebih dalam di bidang perdagangan pertanian, pengolahan pangan, dan agribisnis.

----

Business leaders from Indonesia and Myanmar hosted the Indonesia-Myanmar Roundtable Dialogue on September 5, 2023, marking a significant step towards enhancing trade and economic cooperation between the two nations. This momentous event took place during the ASEAN Business and Investment Summit held in Jakarta, reaffirming the commitment of both nations to fostering robust economic relations.

Mr. Arsjad Rasjid, the Chairman of the ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) and  Indonesian Chamber of Commerce and Industry (KADIN), stated “As ASEAN progresses to be the epicentrum of growth, we make sure to leave no one behind. We envision many cooperations between Indonesia and Myanmar in multiple industries.”

According to data from OEC in 2021, Myanmar's exports to Indonesia in 2021 were valued at $171 million, featuring key products like Dried Legumes ($99.8 million), Refined Copper ($23.5 million), and Raw Lead ($21.5 million). On the other hand, Indonesia's exports to Myanmar reached a notable $1.2 billion in 2021, led by Palm Oil ($827 million), Baked Goods ($39.8 million), and Nitrogenous Fertilizers ($36.8 million). The annual growth rate for Indonesia's exports to Myanmar has been a solid 12.2%, growing from $60.4 million in 1995 to $1.2 billion in 2021.

The roundtable discussions covered promising trade and investment cooperation in various sectors, from fast-moving consumer goods, garment manufacturing, and energy collaboration. Recognizing the challenges faced by both nations, the dialogue also shed light on issues related to financial access and trade payments. Both parties committed to collectively explore regional strategies aimed at refining financial frameworks.

ASEAN-BAC Myanmar Chair and the President of the Union of Myanmar Federation of Chambers of Commerce and Industry (UMFCCI) - Mr. Aye Win expressed deep appreciation to the KADIN for engagements and support. He added “economic stability is key, not just for Myanmar but also for ASEAN to set the momentum in regional integration.”

A Memorandum of Understanding (MOU) was signed between the KADIN and the Union of Myanmar Federation of Chambers of Commerce and Industry (UMFCCI) to solidify their collective commitment to bolstering economic relations and fostering mutual growth.

The chair of ASEAN-BAC, Arsjad Rasjid further elaborated, "The MOU serves as a strategic blueprint to advance our collaborative efforts. It places emphasis on knowledge sharing, best practices, and the organization of joint activities like conferences and workshops. More importantly, it prioritizes the promotion of business ventures and collaborative projects, aiming to strengthen the economic ties between Indonesia and Myanmar."

This milestone agreement underscores the historical trade relations between the two countries, which date back to 1949. Indonesia has consequently solidified its status as Myanmar’s third-largest trading partner within ASEAN.

Integral to this partnership is the trade of essential commodities. Indonesia, a major exporter of palm oil, plays a pivotal role in ensuring food security for many households in Myanmar. Similarly, Myanmar's export of green gram, a staple food for Indonesia, highlights the symbiotic nature of their trade relationship. Moreover, the dialogue emphasized the significance of addressing food security needs while exploring avenues for deeper cooperation in agricultural trade, food processing, and agribusiness.

Rekomendasi

Trending

1

2

3

4

5

6

7

8

9